Sunday, July 22, 2007

PERMOHONAN KEPADA ROSULULLAH

Bersembunyi
di balik tirai tujuh lapis langit
Bercengkerama
Dengan bidadari
Di antara 70.000 gaun
Dan 70.000 wewangian surga

Merasakan kesegaran
Manisnya sungai arak dan madu
Mendengar merdunya suara gesekan daun surga
Adalah impian dan keghairahan

Layaknya
Kecintaan Saidina Abu bakar As shiddiq akan sunnah nabinya
Kecerdasan dan kedalaman fikir Saidina Umar Al faruq
Ketqwaan Saidina Ustman bin Affan
Ketajaman pedang Saidina Ali Karomallahu Wajhah
Menggetarkan 8 pintu surga

Layaknya
Uwais al Qarni
Seribu lautan tunduk diatas telapak kakinya
Seribu bumi mengalah
Terberai dengan
Kehalusan hati dan kecintaan akan pengabdian
Kepada ibunda tercintanya

Ternyata
Kecintaanku pada kehidupan sahabat
Tak tertahankan lagi
Kepada kehidupan orang-orang sholeh terdahulu
Yang telah mempersembahkan raga dan jiwanya
Semangat dan darahnya
Melumuri setiap nafas yang terhembus
Mencintai Rosulnya sepenuh hati
Dan mempersembahkan seluruhnya
Hanya kepada Allah

Melihat
Kehancuran bangsa bangsa yang di musnahkan
Yang di tenggelamkan layaknya ummat Nuh AS
Di goncang seperti ummat Luth AS, kaum Ad dan tsamut
Begitu dahsyatnya azab Allah
Mati sia sia dalam kedurhakaan
Kebinasaan dalam panasnya
Jutaan derajat api neraka yang menyala
Menggigil badan ini jika mengingatnya

Penyembahan
Kepada firaun dan hamman
Latta dan uzza
Sin dan ziggurat
Adalah kebodohan dan kedangkalan fikir
Kesombongan dan kekerdilan jiwa

Menolak keberadaan Allah SWT
Sebagai satu2nya yang berhak disembah
Sebagai satu2nya penguasa alam semesta
Yang menciptakan nya dalam enam masa
Adalah kebekuan dan kekerasan hati
Rasanya berjuta malaikat pun
Geram dan berhasrat untuk menghancurkannya

Kalau saja
Dan kalau saja Allah menghadirkan kembali
Ruh firaun kemuka bumi ini
dia pasti akan berteriak
Kepada seluruh manusia
Bahwa jalan yang telah di tempuhnya
Adalah kesesatan dan kegelapan
Bahwa nafsu telah menguasai semua tulang dan darahnya
Dan dia pasti saat ini tengah meraung dengan dahsyatnya
Menjadi bahan bakar api neraka yang hitam menyala
Azab yang tak berakhir sampai kapanpun

Dan kalau saja
Ibrahim AS dipersempatkan datang kembali
Seluruh manusia pun akan diperingatkannya
Bahwa kehidupan dunia adalah tipuan belaka
Bahwa kelezatan abadi adalah kehidupan setelah mati
Semua berasal dari tanah dan akan dibangkitkan kembali dari tanah
Betapa tidak berharganya dunia ini di sisi Allah
Rendah dan hina
Tidak pantas di sebandingkan
Walau dengan satu lembar daun surga sekalipun

Nyatanya
Saat ini pun kita telah melihat dan mendengar
Dengan dua mata dan dua telinga kita
Kebanyakan manusia terhempas
Terkalahkan oleh hawa nafsunya
Menyerah tanpa syarat
Mencintai kemewahan dan kemegahan
Melebihi kecintaan nya kepada Allah dan agamanya
Bahwa kemewahan dan kelezatan dunia
Adalah racun yang paling ganas
Lebih berbisa dari 1000 ular kobra sekalipun
Bahwa kemewahan dan kelezatan dunia
Adalah penipu yang paling ulung
Membuat hampir semua manusia tergila-gila kepadanya
Lalu dengan mudah dia mencapakkan manusia
Hingga manusia selalu berangan-angan untuk merebutnya kembali

Sesungguhnya
peradaban mesopotamia dan mesir kuno
Kaum Nuh dan negeri saba
Babylonia dan sumeria
Telah mengisyaratkan bahwa
Allah jauh lebih hebat dari apa yang telah mereka ciptakan

Barsesa mati dalam kekafiran
Qorun musnah tenggelam bersama harta yang dicintainya
Namruz binasa oleh seekor nyamuk betina
Ubay bin Khalaf hancur dengan sedikit luka di lehernya
Abu lahab dan istrinya menjadi penghuni neraka yg paling nista
Hingga bau busuk tubuhnya pun tercium oleh ahli neraka yang lain
Mereka adalah orang2 bodoh dan kalah

Duhai Rosulullah yang mulia
Yang keluhuran Ahklakmu
Mengalahkan ketampanan Yusuf AS
Hamba merasakan betapa pedihnya engkau saat ini
Bahwa ketika naza pun engkau selalu memikirkan
Dan mengkhawatirkan kami
Ketika tidurpun engkau menangisi kami
Apa yang engkau khawatirkan
Telah terjadi pada saat ini
Betapa kami terlalu mencintai dunia
Betapa kami menjadi budak harta dan hawa nafsu
Daripada sunnahmu yang agung
Daripada syariatmu yang suci
Kami sampai rela berbunuhan kepada saudara kami
Mata kami telah gelap saat ini
Hati kami tertutupi dan membeku
Kami rela berdebat dan berseteru dengan tetangga kami
Hanya karena sepotong sisa roti yang telah basi
Apakah keberkahan doamu belum sampai saat in
Tapi kami yakin bukan itu
Kami yakin kami sendirilah yang telah mengingkari
Kami tidak mentaatimu
Kami telah meragukan dan mendustaimu

Kalau begitu
Utuslah satu sahabatmu yang mulia
Abu Dzar Al-Ghifari atau Muadz bin Jabbal
Atau siapa saja sahabatmu
Untuk mengajari kami
Bagaimana caranya kami menata hati dan pikiran kami
Agar tidak terlena dengan suasana dan keadaan saat ini
Agar amalan kami mendatangkan ruh dan hakekat
Agar amalan kami diterima dan menembus langit
Seperti yang telah mereka lakukan
Hingga dunia ini tunduk di bawah kaki mereka
Agar kami lebih mencintai satu huruf Quran
Dimalam yang gelap dan dingin
Daripada kecintaan kami kepada lelap dan istri kami
Agar kami mampu
Memandang Rabb kami sepuas-puasnya
Dengan mata hati kami
Agar lidah kami tak kelu
Untuk mengucap dzikir Subhanallah dan Allahu Akbar
Saat ini lidah kami terlalu keras dan kaku
Terlalu kenyal karena banyak makanan haram masuk ke dalam perut kami
Lidah kami saat ini
Menjadi senjata yang paling tajam dan ampuh
Untuk menghasut dan melempar fitnah saudara saudara kami
Bahkan kami saat ini
Mendapat nilai seratus dan sempurna untuk berghibah
Hingga kami mampu melakukannya hapal diluar kepala
Walau kami sedang mandi sekalipun

Badan kami telah berlumur dosa
Hingga dosa itu mengeras di kulit dan susah untuk dibersihkan
Kemaksiatan adalah pekerjaan kami sehari-hari
Tanpa perlu diminta dan disuruh
Kami dengan suka rela melakukannya
Kami begitu pandai dan lihai
Bahkan kami terlalu sering bersenda gurau dengan iblis dan pasukannya
Hingga kami tak mampu membedakan
Mana yang halal dan haram
Yang haram pun kami lahap
Yang halal kami bantah

Kami telah terpedaya
Oleh bujuk rayuannya
Kami adalah murid yang paling berprestasi
Dalam mata pelajaran mencuri, mabuk, berzina, membunuh,
Mengambil yang bukan hak kami
Bahkan kami sering merampas hak saudara-saudara kami
Kami sering mendapat acungan jempol oleh mereka
Karena perlakuan kami mirip dan serupa dengan mereka
Hingga mereka berlompat-lompat kegirangan
Kalau ada satu dari kami mati ditemani oleh mereka

Wahai Rosullullah Yang Mulia
Kami yakin engkau sedih saat ini
Mohonkan ampun untuk kami Ya Syaidul Ambiya
Dengan kebesaran namamu disamping Ars Allah yang Luas
Sebenarnya kami rindu kepadamu
Tapi kami ini adalah orang orang kalah
Kami ingin sekali mencintaimu
Tapi saat ini kami hanya mampu membuatnya dalam sepotong lagu
Tanpa kami tahu
Apa kami ini benar2 telah mencintaimu atau belum
Saat ini kami hanya pandai berkata-kata tentang kebaikan
Tanpa kami mampu melakukannya sedikitpun
Dan jika kami mampu melakukannya pun
Tanpa disertai keihklasan, karena sifat ikhlas yang ada dalam diri kami
Telah lenyap dterjang badai riya dan ujub yang bertubi-tubi

Wahai Rosulullah yang Mulia
Yang ketinggian Akhlaqmu
Mampu menggetarkan langit dan mendatangkan hidayah
Kepada seorang pengemis yahudi yang buta
Saat ini ahklaq kami telah rusak
Terkoyak oleh panah dan pedang kepentingan dan hasrat
Kami tak kenal lagi dengan muamalah dan muasyarat yan telah engkau ajarkan
Sehingga kami lebih jago dalam berpolitik yang kotor
Politik yang selalu memberatkan kepentingan diri dan kelompok kami
Sampai sampai kami tak berdaya dan tak mampu lagi
Walau hanya sekedar memberikan semangkuk kuah sayur kepada tetangga kami
Bagi kami tetangga adalah musuh yang mesti kami waspadai
Sehingga pintu rumah kami selalu tertutup rapat
Bahkan kami pasang kunci berlapis lapis di pintu dan jendela rumah kami
Sehingga Rahmat Allah pun tak mampu menembusnya
Bahkan kami telah lupa dengan sedekah dan zakat
Yang menjadi hak tetangga-tetangga kami

Wahai Rosulullah yang Mulia
Kami yakin engkau sedih saat ini
Yang kesedihanmu mampu membuat semua malaikat menangis
Melihat tingkah laku kami
Yang nista dan hina dari hewan yang paling najis sekalipun di dunia ini
Utuslah kepada kami
Mushab bin Umair atau Abdullah bin Mas’ud
Atau siapa saja sahabatmu yang mulia
Agar dia mengajarkan kami
Karena kami tak pandai menegakkan sholat
Bahkan kami sering meninggalkan sholat
Juga bagaimana mendatangkan kekhusuan dalam sholat dan dzikir kami
Karena saat ini sholat kami hanyalah rutinitas yang tak memiliki arti
Bahkan saat ini kami pun tak paham apa arti sholat dalam diri kami
Sehingga sholat kamipun kami kerjakan dengan terburu-buru
Hingga sajadah di kaki kami
Tak berbekas atas rukuk dan sujud kami
Sholat kami tidak mendatangkan sifat taat dalam diri kami
Sholat kami tak mampu mencegah perbuatan-perbuatan buruk kami

Wahai Rosulullah yang Mulia
Yang sifat Al Amin dan amanah mu terukir dalam sejarah
Yang keluhuran budi pekertimu menjadikan 124.000 sahabatmu mencintaimu
Bahkan mereka mampu mencintai mu
Hingga tak rela sepotong duripun menancap dikakimu
Bahkan mereka rela mati di padang pasir yang panas
Mereka rela mati dalam peperangan dan tebasan pedang
Jika mereka punya seratus nyawa pun
Akan mereka korbankan semua nyawa mereka
Untuk berjuang menegakkan kalimah Laa ilaha illallah
Kecintataan mereka kepada sunnah mu sungguh mengagumkan
Hingga menggetarkan tembok benteng persia, romawi dan china
Kirimlah ruh-ruh mereka kepada kami
Karena kami saat ini tak memiliki ruh dan nurani
Karena saat ini kami tak mampu menahan lapar dan derita
Kami selalu memenuhi perut kami dengan makanan
Sehingga perut kami selalu dalam keadaan kekenyangan
Sehingga kami tak sanggup bangun menegakkan agamamu
Kami tak sebanding dengan mereka Ya Syaidul Ambiya

Wahai Rosulullah yang Mulia
Yang namamu memancarkan sinar ke seluruh alam semesta
Hingga Allah SWT pun memberi shalawat kepadamu
Hingga bapak seluruh manusia Adam AS pun bersyahadat atasmu
Kami ingin engkau hadir disisi kami
Hingga kami bisa sepuasnya mencurahkan perhatian kami kepadamu
Padahal makananmu hanyalah tepung yang kasar
Alas tidurmu hanyalah selembar kain yang usang
Sajadahmu yang hitam bekas sujudmu kepada Rabbmu
Harta kekayaanmu hanyalah sebuah lotta untuk wudhu
Tapi kedudukan mu termulia di antara seluruh mahkluk
Syafaatmu sangat dinantikan di padang mashyar

Duhai Rosulullah yang mulia
Lembah uhud dan padang badar
Telah menjadi bukti kesetiaan para sahabatmu
Kesabaran sebesar bumi dan ketabahan seluas lautan
Mendatangkan bantuan Allah dan ribuan malaikat
Memberikan kemenangan atas musuh-musuhnya
Dengan rintihan doa dan kebersamaan
Tapi kami saat ini ya Syaidul ambiya
Terpecah dan terberai layaknya ombak di pantai
Saat ini kami mudah sekali untuk dihancurkan
Mudah sekali untuk di lemparkan
Saat ini kepala kami yang diinjak dan kehormatan kami dihina
Sedangkan kami tak mampu berdoa untuk memohon bantuan Allah
Saat ini kami hanya mampu membaca doa dan menghapal doa
Doa kami telah kehilangan hakekatnya dan telah hilang kekuatannya
Seolah-olah Allah memalingkan wajahNya dari kami
Sehingga kami tak kuasa mengelak dari bencana dan musibah
Yang selalau mendera kami

Ya Rosulullah Yang mulia
Yang kedudukanmu disisi Allah begitu tinggi
Bantulah kami dengan doa engkau ya Rosul
Karena saat ini iman kami telah rusak dan cacat
Keyakinan kami telah terkoyak
Kami meyakini apa-apa yang nampak saja
Kami lebih meyakini apa yang kelihatan oleh mata kami
Kami meragukan keberadaan sorga dan neraka
Kami meragukan keberadaan shirot dan padang mashar
Mizan dan alam kubur
Kami lebih yakin dengan ramalan-ramalan
Kami lebih meyakini kebenaran berita di koran dari pada Qur’an
Kami ini adalah ummat akhir jaman yang telah engkau kabarkan
Keadaan kami engkaupun telah tahu
Betapa sedihnya engkau mengetahui keberadaan kami
Yang kejahilan kami menyamai dengan kejahilan orang-orang terdahulu
Kami ini selalu beramai ramai dalam bermaksiat kepada Allah
Sehingga kebenaran tidak nampak di mata kami
Karena mata kami telah buta
Yang benar kami anggap salah dan kuno
Yang sesat kami anggap benar dan perlu kami contoh

Kami tahu bahwa engkau sedih ya Rosul
Tapi saat ini kami tak bisa berharap
Karena engkau telah tiada dan meninggalkan kami
Kami hanya bisa memohon
Ada satu diantara kami
Berpegang teguh pada agamamu yang suci
Yang mampu mengingatkan kami
Dan memberikan contoh kepada kami
Membimbing kami menuju jalanmu
Sebagai gerbong kereta terakhir yang membawa kami
Kepada keadaan yang lebih baik menuju sunnah dan syariatmu
Salam untuk engkau ya Rosul
Untuk keluarga dan sahabat-sahabatmu
Untuk mereka – mereka yang telah memperjuangkan agamamu
Semoga kubur engkau dan mereka
Di penuhi dengan cahaya dan rahmat
Hingga suatu saat nanti
Kami dapat berjumpa dengan engkau
Amin

0 Comments:

Post a Comment

<< Home